Aku terkagum pada seorang akhwat, yang ayu nan jernih terpancar dari wajahnya
Bukan karena make up yang tebal sebagai penutup natural lahiriahnya
Akan tetapi akhlak yang baik yang terpancar darinya
Mungkin wajahnya sering basah akan wudhu dan sholat malamnya
Mungkin karena senyumnya yang ikhlas dari hatinya
Hatinya di berikan untuk yang berhak mendapatkan tempatnya
Senyumnya sebagai alasan keramahannya tanpa menimbulkan fitnah apalagi menimbulkan syahwat.
Melihatnya begitu teduh mungkin karena ia selalu menjaga cantiknya dengan berhijab yang baik dan benar.
Satu hal yang membuat aku salut adalah saat ia mampu menahan diri untuk tidak memamerkan cantiknya yang menjadi tren hijab di zaman ini, kita bisa lihat saja wanita yang berhijab dari yang tidak memakai hijab ,berhijab minim,sampai berhijab max (panjang) hingga bercadar hingga hanya menampakan tangan ataupun kaki, dari menyamping sampai dari belakang tak ada satupun gambarnya yang ia pajang di sosmed ,bagaimana ia bisa menahan dan mengesampingkan itu semua padahal secara manusiawi semua orang ingin di akui dan di perhatikan, namun bagaimana dengannya, sampai akhirnya pengamatanku membuat aku menyimpulkan bahwa cantik sebenarnya adalah taat dan tawadhu, malu sebagai kehormatannya dan menundukan pandangan menjadi teduhnya, matanya berbinar indah dan sejuk mungkin karena ghodul basharnya, wajah sejuknya mungkin karena aura sinarnya yang tak pernah muncul di sembarang tempat dan mata ,dan mungkin itu pula yang membuat aura sinarnya terlihat sejuk di pandang .
Ukhti ... Betapa tangguh dirimu buat aku salut dan begitu terkagum-kagum. pada tebalnya imanmu, pada kuatnya dirimu atas segala ego sebagai wanita yang mampu bersembunyi di derasnya perkembangan zaman.
Nyatanya melihat yang lain di luar sana sangat mengenaskan dan memilukan, saat aku membaca buku membaca kutipan menarik soal buku itu yangmembuat aku mengerti tentang salah satu tanda kiamat adalah hilangnya rasa malu pada wanita, malu adalah kehormatan akan tetapi sekarang apa yang bisa di lihat rasa malu terobral hanya untuk uang dan di bilang cantik, padahal cantik sendiri di ciptakan hanya sebagai anugerah untuk di rawat dan hanya boleh di perlihatkan kepada orang yang berhak, nyatanya zaman sekarang wanita begitu rakus akan pujian tidak terima satu orang yang memujinya.
Terkadang sedikit merenung saat membaca buku tetang wanita dalam islam, islam sangat mengatur dan benar mengatur wanita bukan mengengkang akan tetapi sangat menjaga kehomatan dan harga diri wanita, semisal saja kalimat "ulurkan kain sampai menutup dada" nyatanya permainan tren benar-benar membius mata wanita yang minim iman hingga pada akhirnya banyak wanita berlomba-lomba menerapkan tren hijab baru dengan bertabaruj berlebihan atau dandanan yang menor dll hanya demi di bilang cantik.
Terkadang miris juga lihat akhwat di media social kerudung panjang dari foto dari depan belakang samping dengan embel-embel ngomong agama apalagi kadang pajang foto dengan caption agama supaya apa coba? Terkadang juga yang bercadar tidak mau kalah dari memamerkan diri dari belakang samping sampai Cuma keliatan kaki dengan kaos kaki beserta sepatu dan tangan bersama manset biar apa coba ? kadang sangat aku sayangkan saat melihat fenomena di atas aku begitu sangat iri dengan keberaniaanya memakai hijab seperti itu tapi kenapa harus seperti demikian, apa mungkin kurangnya mengerti tentang itu semua, hijab sendiri gunannyamelindungi bukan memamerkan tapi kenapa demikian sangat di sayangkanmelihat saudaraku yang menjadi korban zaman iniπ’ mungkin aku belum bisa sesempurna berkerudung sepanjang mukenah dan memakai cadar tapi semoga rasa malu sebagai muslimah selalu ada dalam diri ini dan semoga selalu Allah memberi banyak hidayah kepada saya dan wanita muslimah lainya agar menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi dan lebih paham tentang aturan islam sesunggguhnya aamiin ya robbalAlallamin.
Ini hanya sedikit curahan wanita biasa yang sedang membaca buku dan sadar betapa derasnya zaman benar-benar sangat meluturkan iman seorang muslimah pelan-pelan, hanya sebagai pengingat dan muhasabah dari apa yang terfikirkan di benak, semoga menjadi hikmah buat diri sendiri dan yang membacanya.
0 Comments:
Posting Komentar