Seperti biasa saya menulis ini hanya menasehati diri sendiri. Entah kenapa dari kemarin kata balance itu sangat membekas di kepala. Menjadi balance itu kadang sulit, ya semua tentang pengaturan atau menghandel diri (management diri) dalam memperhatikan setiap apa yang kita lakukan, perlu menyisahkan waktu muhasabah juga untuk merview ulang dan memperbaiki apa yang salah di dalam apa yang kita lakukan kemudian mengahandel apa yang kita ucapkan, berbicara tentang ucapan kadang kita tidak sadar dengan apa yang kita bicarkan entah itu berbicara buruk, kasar ataupun membicarakan orang lain atau ghibah. Padahal kita tau sendiri bagaimana dosanya berkata buruk itu sama seperti mendholimi orang karena tanpa sadar kita menyakiti perasaannya kemudian ghibah sama seperti kita memakan bangkai saudara kita sendiri.
Betapa menjijikan itu, ya kadang mungkin kita tepis dan mengalihakan itu semua dengan melanjutkan apa yang kita inginkan kita tidak bisa mengontrol keinginan atau hasrat kita dalam mengontrol itu semua. Kita tidak pernah membayangkan atau mungkin tidak ingin membayangkan bagaimana orang yang kita dholimi itu berdoa apalagi tentang yang buruk-buruk untukmu dan seandainya di ijabahi oleh Allah lalu bagaimana keadaanmu setelah doa-doa mereka di ijabai, kemudian saat membicarakan orang lain bayangkan bagaimana menjijikannya kita yang memakan daging bangkai saudara sendiri atau orang yang kita bicarakan, mungkin dalam hati kita tersirat rasa benci kepada orang itu tapi sadarkan kalau kita memakan daging bahkan bangkainya sungguh menjijikan.
Betapa menjijikan itu, ya kadang mungkin kita tepis dan mengalihakan itu semua dengan melanjutkan apa yang kita inginkan kita tidak bisa mengontrol keinginan atau hasrat kita dalam mengontrol itu semua. Kita tidak pernah membayangkan atau mungkin tidak ingin membayangkan bagaimana orang yang kita dholimi itu berdoa apalagi tentang yang buruk-buruk untukmu dan seandainya di ijabahi oleh Allah lalu bagaimana keadaanmu setelah doa-doa mereka di ijabai, kemudian saat membicarakan orang lain bayangkan bagaimana menjijikannya kita yang memakan daging bangkai saudara sendiri atau orang yang kita bicarakan, mungkin dalam hati kita tersirat rasa benci kepada orang itu tapi sadarkan kalau kita memakan daging bahkan bangkainya sungguh menjijikan.
Jangan tepis hal yang mendorong kita jadi lebih baik yang menghindarkan kita dari keburukan. Sadarkah kadang keburukan sudah menjadi hal yang wajar di perilku dan ucapan kita, mungkin itu hal sepele akan tetapi lama kelamaan pasti akan terbiasa maka tinggal tunggu menunggu waktu maka hal kesalahan yang besar akan menjadi terbiasa dan lengkaplah kita menjadi orang jahat dan penghuni neraka.
Mungkin perkartaan atau apa yang saya tulis terlalu berlebihan tapi coba kita fikir lebih dalam bila kebiasan-biasan buruk yang kecil itu menjadi hal yang biasa saat kita kerjakan, maka berapa banyak dosa yang kita kumpulkan bila dosa kecil-kecil itu sering di lakukan dan seberapa sering hal kecil buruk yang kita lakukan semakin menjadi biasa hal kecil yang buruk itu menjadi biasa kemudian hal besar yang buruk pula terbiasa pada akhirnya, kemudian mendarah daging perbuatan buruk pada perilaku kita, perbuatan buruk itu seperti zat adiktif yang selalu membuat nagih pelakunya karena sekali saja kita melakukan perbuatan buruk pertama mungkin takut tapi setelah melakukan menjadi biasa dan kemudian menjadi hal yang sangat biasa untuk di lakukan. Maka dari itu pengontrolan setiap hal itu sangat penting untuk menyetop hal buruk sejak dini.
Ya apapaun yang saya tulis tidak lebih dan kurang hanya menasehati diri sendiri, pengingat diri serta sebagai wadah muhasabah terutama yang berharap menjadi hamba Allah dan manusia yang lebih baik , Aamiin yaa RobbalAlamin