Sudah lama jari ini tak mengetik di blog. Entah karena kesibukan atau terlalu membuang-buang waktu untuh hal tidak penting. Padahal sering juga membahas waktu saat menulis. Saya teringat saat bab kemarin yang saya ajarkan di kelas 2 tentang Surat Al-Ashr mungkin memang pas waktunya bab itu tapi itu saya anggap sebagai pengingat waktu karena saya kadang terlalu menyia-nyiakannya. Ada kutipan yang tidak asing di tengah kita yaitu al waqtu kas saifi, wanin lam taqtho'ha qotho'aka ( waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya maka ia akan memotongmu) ya yakni kita memotong dengan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya bila kita tidak menggunakan dengan baik sudah pasti penyesalan itu akan datang juga entah itu dunia atau di akhirat kelak untuk kita pertanggung jawabkan kelak.
Kadang sadar atau tidak sadar kita mengikuti mood dan rasa malas, banyak sekali alasan. itulah manusia. Padahal waktu yang ada seharusnya jangan sampai terbuang sia-sia minimal untuk berdzikir bila emang mager gitu hehehe... Aslinya waktu bisa kita taklukan dengan kita memanage waktu kita dengan baik dan buang jauh-jauh kata malas.
Kemarin saya melihat ceramah di TV yang cukup menarik yang intinya yaitu tentang mencari pahala lebih cepat dengan membaca al-Qur'an, di fikir-fikir benar juga, satu huruf saja bernilai 10 pahala coba kalau baca al-Fatihah saja bisa di kira-kiralah pasti banyak.
Ya kadang kita mungkin terlalu sibuk dalam berbagai rutinitas yang ada. Atau bahkan kadang juga banyak waktu yang kita sia-siakan untuk hal yang tidak bermanfaat atau bahkan hanya bermalas-malasan saja. Minimal berdzikir atau kalau tidak begitu membaca al-Qur'an. Sesibuk-sibuk apapun kita, saya yakin pasti tersisa waktu luang itu. Ya setidaknya sisakan sebentar untuk membaca Al-Qur'an miris bukan kalau dalam sehari saja kita tidak bisa membacanya.
Semangat beribadah yang kadang naik turun yang kadang mungkin kita rasakan. Padahal kadang target kita dalam sehari harus mengumpulkan pahala. Tentang menjadikan ke-Sunnah itu sebagai hal sangat-sangat berharga, karena kita tidak tau apakah ibadah wajib kita benar-benar di terima atau mungkin alasan lain, yakni kita tidak tau batas umur kita sampai kapan. Meninggalkan sunnah adalah suatu kerugian karena pahalanya itu lebih istimewa di hadapan-Nya, apa kita tidak ingin menjadi hamba yang istimewa di hadapan-Nya. Saya pernah membaca artikel tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW sangat menjadikan sunnah itu kewajiban buatnya. Ya benar memang tidak wajib bagi manusia biasa seperti kita atau umatnya akan tetapi apakah tak lebih baik kita menyontoh apalagi beliau adalah Uswatun Hasanah yang harus kita teladani setiap tingkah polanya. Semoga kita di permudah dalam mengerjakan ibadah sunnah, aamiin yaa Allah.
Ya apapaun yang saya tulis tidak lebih dan kurang hanya menasehati diri sendiri, pengingat diri serta sebagai wadah muhasabah terutama yang berharap menjadi hamba Allah dan manusia yang lebih baik lagi, Aamiin yaa RobbalAlamin
0 Comments:
Posting Komentar