Hari ini hari yang penuh nasehat dan hikmah ☺ Hari ini saya belajar tentang ikhlas terutama kalau apa yang ada di hidup saya, itu Allah yang punya dan apa yang terjadi di hidup saya dan setiap orang itu Allah yang menentukan, Allah yang berkehendak.
Allah apakah kau cemburu saat saya hanya sibuk sendiri atas suatu hal yang belum pasti atau suatu hal yang tidak bermanfaat bahkan tak bernilai pahala sama sekali, maafkan saya yaa Allah yang kadang lalai dan terima kasih telah mengingatkan, menyadarkan dan memberi tahu saya terima kasih juga atas kekuatan untuk menghadapi ini sehingga saya bisa menerima dengan lapang dada dan yang pasti saya tidak pernah merasakan se lega ini dalam hidup, seperti saya melepaskan semua beban.
Allah terima kasih telah mengajari saya arti sabar, ikhlas dan pasrah. Sabar tentang apa yang harus aku hadapi saat saya berada dalam situasi yang tidak saya ingin dan tidak saya suka dalam hidupku. Dan ikhlas tentang apa yang mungkin memang bukan milik saya atau bukan rezeqi saya serta mengajari saya menerima apapun yang menjadi kehendak-Mu karena saya yakin apapun itu asal semua atas kehendak Allah itulah terbaik bagi setiap hamba. Kemudian tentang pasrah atas apa yang Allah apa yang Allah rencanakan kemudian dan tetap berdoa selalu sebagai harapan sebagai seorang hamba kepada tuhannya yang Maha kaya lagi Maha tempat berharap , pasrah bukan berarti kita harus sepasrah-pasrahnya akan tetapi tetap usaha dan menentukan arah yang baik dalam pilihan karena kadang hidup punya banyak pilihan san pilihlah apa yang menurut Allah baik.
Hari ini saya belajar tentang bagaimana seharusnya saya bersikap pada semua orang itu harus sama dan ramah, saya jadi teringat ustadz shobri yang murah senyum beliau tak pernah menghilangkan senyum sedetikpun dari wajahnya, Masya Allah shodaqohnya banyak, tapi setiap kali saya senyum selalu saja banyak yang salah penilaian entahlah. Apalagi wajah saya menurut orang cuek, mencureng, kurang bahagia, judes dan lain-lain yang jelek-jelek hahhaha.. Sesadis itukah ... Entahlah kadang saya ekspresi biasa saja di nilai lagi sedih bahkan marah, gag cocok ya jadi artis soalnya wajah tidak bisa di ajak kompromi, tapi saya pernah membaca buku tentang bersikap dengan orang harus dengan ramah seakan-akan kita bersikap senang se senang-senangnya saat melihat bayi jadi ada kesan kalau kita senang bertemu orang tersebut. Yaa ... Senyum dan percaya diri yang membuat menawan hahhaha.. Susah sih tapi ini mengupayakan ππ
Sesuatu yang terlalu itu kadang kurang baik kecuali mencintai Allah. Kadang sempat berfikir setiap kali melakukan sesuatu hal yang berlebihan pasti terjadi hal buruk atau peringatan serta pelajaran ya itu tanda Allah menyuruh kita mengerem bahkan berhenti. Sudahlah kita beejalan saja kedepan bukan mundur, masa depan saja di depan bukan ke belakang tidak mungkin kita kembali lagi pasti akan sulit apalagi pelajaran dan jarak yang sudah kita capai terlalu banyak, hiduplah saat ini lakukan terbaik hari ini agar kedepannya juga baik( masa depan)
Kemarin saya membaca buku tentang bersandar dalam hidup. "Kalau kita bersandar kepada kursi kalau Allah berkehendak kursi itu kayunya patah ya patah, bersandar pada tiang, dan Allah berkehendak itu patah ya patah, kemudian bersandar atau berharap pada hati maka harus ingat kalau setiap hati bisa dengan mudah Allah bolak-balikkan , kecuali satu kita berharap pada Allah dan bersandar pada-Nya itulah sebaik-baik sandaran" .
Pasrahkan pada Allah maka semua akan lebih ringan dan indah pada akhirnya siapa sih yang bisa membayangkan rencana indah Allah, saya jadi teringat tentang kata "Bahwa semakin kita mendekat dan pasrah kepada Allah maka keajaiban serta kejutan-kejutan Allah akan datang ". selalu percaya itu dan selalu mendekat kepada Allah.
Kemudian tentang bagaimana biasanya kita berfikir salah menilai seseorang, contoh orang itu memang baik kita menilai negatif apa yang dia lakukan itu kemunafikan dan lain-lain. Itulah sifat iri hati yang kadang perlu kita rubah. Sebagai manusia kita seharusnya memang antisipasi dan selalu khusnudzon tapi jangan sampai terlalu antisipasi membuat kita su'udzon kepada orang lain. Kita hanya manusia yang mempunyai tugas khusnudzon dan melakukan kebaikan, untuk urusan penilaian biarlah Allah yang menilai.
Saya jadi teringat saat saya menilai seseorang tentang hal buruknya ( atau mengoreksi sikap seseorang) tapi di kemudian hari saya sadar ternyata kesalahan orang lain kemarin yang saya koreksi ternyata pelajaran buat saya saat saya di posisi melakukan kesalahan tersebut walaupun tanpa sengaja dan terutama menjadi nasehat buat diri saya. Jadi menurut saya penilaian itu hanya Allah yang berhak menilai dan manusia hanya bertugas melakukan yang terbaik, berkhusnudzon serta mengambil pelajaran di setiap kejadian.
Semoga kita bisa jadi hamba lebih baik lagi di setiap detiknya dan lebih bisa memanfaatkan waktu dengan baik, belajar dewasa dalam menyikapi masalah yang ada di hidup kita. Dan tak lupa semakin giat ibadah dalam menyambut ramadhan yang akan datang ini.
----------------------------------
Quote buat postingan kali ini :
Kalau ada niat pasti ada aja jalannya
Dunia ini makin sempit kalau kamu berfikir negatif
Dengan kita selalu mendekat dan percaya kepada Allah akan ada banyak kejutan indah di hidup kita
Kadang keputusan itu simpel sekali akan tetapi sulit di lakukan karena akan banyak yang berkorban di dalamnya
Menurutku kalau hari ini kamu sedang menerima berita buruk yasudah hari ini saja kamu nangis sedih dan merengek tapi hari ini ya sedihnya soalnya masalahnya terjadi hari ini. Besok udah tidak boleh lagi soalnya beda hari.
Kesedihan cukup kamu saja yang mengetahui dan Allah atau mungkin orang yang kau percaya saja yang mengetahui itu, karena orang lain akan EGP bahkan menilai buruk dan orang yang membencimu akan tertawa
Kemudian tentang bagaimana biasanya kita berfikir salah menilai seseorang, contoh orang itu memang baik kita menilai negatif apa yang dia lakukan itu kemunafikan dan lain-lain. Itulah sifat iri hati yang kadang perlu kita rubah. Sebagai manusia kita seharusnya memang antisipasi dan selalu khusnudzon tapi jangan sampai terlalu antisipasi membuat kita su'udzon kepada orang lain. Kita hanya manusia yang mempunyai tugas khusnudzon dan melakukan kebaikan, untuk urusan penilaian biarlah Allah yang menilai.
0 Comments:
Posting Komentar